Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan dan strategi pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa.

  • Interaktif sebagaimana dimaksud bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih dengan mengutamakan proses interaksi dua arah antara mahasiswa dan dosen;
  • Holistik sebagaimana dimaksud bahwa proses pembelajaran mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional;
  • Integratif sebagaimana dimaksud bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin;
  • Saintifik sebagaimana dimaksud bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kebangsaan;
  • Kontekstual sebagaimana dimaksud bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya;
  • Tematik sebagaimana dimaksud bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin;
  • Efektif sebagaimana dimaksud bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna dengan mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu yang optimum;
  • Kolaboratif sebagaimana dimaksud bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
  • Berpusat pada mahasiswa sebagaimana dimaksud bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan.

Oleh karena itu, untuk memenuhi tiga ranah capaian hasil pembelajaran tersebut diperlukan metode pembelajaran yang bervariasi yang meliputi reading guide, ceramah, class dialogue, diskusi kelas, problem solving, case study, dan praktek media:

  • Reading Guide

Reading guide dilaksakan dengan cara penugasan kepada mahasiswa untuk membaca materi sesuai dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) sebelum perkuliahan dimulai. Dalam hal ini, semua dosen diwajibkan untuk menyampaikan RPS kepada mahasiswa pada awal perkuliahan, sehingga mahasiswa bisa mengetahui semua materi yang akan dibahas selama satu semester. System evaluasi dari metode reading guide ini adalah dengan cara eliciting, dimana dosen melalukan tagihan hasil bacaan terhadap mahasiswa secara acak. Dengan demikian diharapkan mahasiswa akan termotivasi untuk membaca dan selalu siap menarima materi perkuliahan;

  • Ceramah (lecturing)

Metode ceramah inin dilakukan untuk memenuhi ranah capaian pembelajaran kognitif mahasiswa. Metode ini diawali dengan probing untuk mengetahui kesiapan dan kedalaman pengetetahuan awal mahasiswa tentang materi yang akan disampaikan dosen. Dalam menerapkan metode ceramah, semua dosen diharapkan menggunakan alat bantu peraga yang disediakan fakultas pada setiap ruang perkuliahan berupa fasilitas LCD dengan cara menyiapkan materi dalam bentuk power poin dan yang sejenisnya. Dalam metode ceramah, dosen tidak mendominasi keseluruhan waktu perkuliahan yang tersedia, tetapi memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya menanyakan hal-hal yang belum jelas, atau jika ada perbedaan pendapat antara dosen dan mahasiswa;

  • Class dialogue

Class dialogue adalah cara pembelajaran dimana dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang dibahas, dan atau sebaliknya, dosen yang memberikan pertanyaan kepada mahasiswa. Materi pertanyaan kemudian didiskusikan di dalam kelas menjadi materi dialog dengan cara melempar pertanyaan tersebut kepada mahasiswa lain untuk memperoleh perspektif yang berbeda. Class dialogue didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan yang bersifat spontan, baik pertanyaan yang berasal dari dosen maupun dari mahasiswa. Class dialogue digunakan sebagai metode pembelajaran untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan pola berpikir multidisipliner;

  • Diskusi Kelas

Metode diskusi kelas sedikit berbeda dengan dialog kelas dimana materi pokok bahasan dalam metode diskusi kelas berdasarkan pada makalah (paper) yang ditulis mahasiswa, sedangkan materi dalam dialog kelas berdasarkan pada pertanyaan spontan di kelas. Tema yang dijadikan pokok kajian dalam diskusi kelas ditentukan oleh dosen sesuai dengan urutan materi yang terdapat dalam RPS. Mahasiswa diberi kebebasan untuk mengembangkan tema yang telah ditentukan dalam RPS sesuai dengan kecenderungan dan ketajaman daya analisis masing masing. Dalam metode ini, proses diskusi berupa masukan dan saran dari peserta diskusi serta dosen dijadikan bahan pertimbangan bagi pemakalah untuk melakukan perbaikan. Makalah yang telah didiskusikan dan diperbaiki kemudian diserahkan kepada dosen untuk dijadikan salah satu komponen dalam sistem evaluasi pemelajaran;

  • Problem Solving

Yang dimaksud dengan metode pembelajaran problem solving adalah proses pembelajaran dimana dosen memberikan sebuah permasalahan (mock-up) kepada mahasiswa untuk dicarikan penyelesaiannya. Bahan mock-up bisa berupa kasus-kasus yang pernah dan atau sedang terjadi di masyarakat dan juga bisa berupa kasus rekaan yang memungkinkan untuk dicarikan jalan keluarnya. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui kemampuan daya nalar mahasiswa dalam memecahkan persoalan yang sedang dihadapi, serta merangsang mahasiswa untuk berpikir aktif dan kretaif. Dalam menggunakan metode problem solving, dosen bisa mengelompokkan mahasiswa menjadi beberapa grup kecil guna mendiskusikan problem yang dijadikan bahan kajian. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam melakukan kerjasama, mengakomodir perbedaan, serta mengambil keputusan bersama.

  • Hybrid Learning

Yang dimaksud dengan Hybrid Learning adalah pembelajaran dalam bentuk perpaduan berbagai pendekatan dalam pembelajaran, meliputi: pembelajaran tatap muka, pembelajaran berbasis computer, dan pembelajaran berbasis  online (internet dan mobile learning). Model pembelajaran ini menggunakan teknologi pembelajaran, seperti: media komputer, IPhone, TV, konferensi video, gambar dan suara, presentasi multimedia, weblog, dan wiki. Pembelajaran hibrid adalah proses akuisisi pengetahuan dan keterampilan (berpusat pada peserta mahasiswa) yang dipupuk oleh desain instruksional yang mengintegrasikan digital (internet dan mobile), dicetak, direkam, dan kegiatan kelas tatap muka tradisional dengan cara yang terencana, pedagogis yang berharga; memfasilitasi mahasiswa untuk mengarahkan sendiri proses belajarnya dengan memilih metode dan materi pembelajaran yang tersedia yang paling sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan individualnya yang berorientasi untuk mencapai tujuan pembelajaran kurikulum.

  • Sistem Pembelajaran Dalam Jaringan (SPADA)

Sistem Pembelajaran Daring atau SPADA adalah implementasi Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi yang bertujuan untuk meningkatkan pemerataan akses terhadap pembelajaran yang bermutu. Dengan sistem pembelajaran daring (SPADA), diberikan peluang bagi mahasiswa dari satu perguruan tinggi tertentu untuk dapat mengikuti suatu mata kuliah bermutu tertentu dari perguruan tinggi lain dan hasil belajarnya dapat diakui sama oleh perguruan tinggi dimana mahasiswa tersebut terdaftar.

  • Moodle

Moodle (Modular object oriented dynamic learning environment) merupakan satu paket perangkat lunak yang digunakan untuk mengadakan atau membuat pelatihan, latihan soal maupun lainnya dengan berbasis internet yang bertujuan untuk menciptakan pembelajaran dinamis namun tetap mengutamakan orientasi objek. Penggunaan Aplikasi ini bertujuan memberikan pembelajaran dari sudut pandang mahasiswa itu sendiri.  Dengan model ini, tugas pengajar akan berubah dari sumber informasi menjadi orang yang memberikan pengaruh (influencer) dan menjadi contoh dari budaya pembelajaran. Peran pengajar dalam sistem Moodle ini antara lain: berhubungan dengan mahasiswa secara perorangan untuk memahami kebutuhan belajar mereka dan memoderatori diskusi serta aktivitas yang mengarahkan mahasiswa untuk mencapai tujuan belajar dari kelas tersebut.

 

Penilaian Pembelajaran

1. Prinsip Penilaian

  1. Penilaian menerapkan prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi;
  2. Prinsip edukatif adalah penilaian yang memotivasi mahasiswa agar mampu memperbaiki perencanaan dan cara belajar dan meraih capaian pembelajaran lulusan;
  3. Prinsip otentik adalah penilaian yang berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan kemampuan mahasiswa pada saat proses pembelajaran berlangsung;
  4. Prinsip objektif adalah penilaian yang didasarkan pada stándar yang disepakati antara dosen dan mahasiswa serta bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai;
  5. Prinsip akuntabel adalah penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah, dan dipahami oleh mahasiswa;
  6. Prinsip transparan adalah penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.

2. Teknik dan Instrumen Penilaian

  1. Teknik penilaian terdiri atas observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket;
  2. Instrumen penilaian atas penilaian proses dalam bentuk rubrik dan/atau penilaian hasil dalam bentuk portofolio atau karya desain;
  3. Penilaian sikap dapat menggunakan teknik penilaian observasi;
  4. Penilaian penguasaan pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus dilakukan dengan memilih satu atau kombinasi dari berbagi teknik dan instrumen penilaian sebagaimana dimaksud pada nomer satu dan dua;
  5. Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian yang digunakan.

3. Mekanisme dan Prosedur Penilaian

  1. Menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan rencana pembelajaran;
  2. Melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian yang memuat prinsip penilaian;
  3. Memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasil penilaian kepada mahasiswa; dan
  4. Mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secara akuntabel dan transparan.

4. Pelaksanaan Penilaian

  1. Pelaksanaan penilaian sesuai dengan rencana pembelajaran.
  2. Penilaian dapat dilakukan oleh:
    1. Dosen pengampu atau tim dosen pengampu;
    2. Dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan mahasiswa; dan/atau
    3. Dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan pemangku kepentingan yang relevan.
  3. Pelaksanaan penilaian

Setia mata kuliah yang diajarkan senantiasa dilakukan penilaian oleh dosen yang mengajar mata kuliah tersebut. Penilaian dilakukan pada saat Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Masing-masing ujian tersebut dijadwalkan oleh Prodi mengacu kepada kelender akademik dan diumumkan kepada mahasiswa sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan dan merencanakan jadwalnya sendiri. Selesai ujian berlangsung oleh dosen dilakukan pembahasan soal-soal yang diujikan tersebut sehingga mahasiswa dapat mengetahui kesalahan serta jawaban yang benarnya. Mekanisme Penilaian perkuliahan menggunakan acuan sebagai berikut :

  1. Tugas Mandiri : partisipasi, penugasan, dan antusias dalam mengikuti perkuliahan
  2. Tugas Terstruktur : Tugas pada setiap pertemuan/perkuliahan
  3. Ujian Tengah Semester : Test Tertulis
  4. Ujian Akhir Semester : Ujian Akhir Semester

Pola penilaian meliputi:

  1. Penilaian produk: test, book report, dan makalah/paper
  2. Penilaian proses: non test, performance assesment pada pengalaman belajar/Portofolio, Jurnal, Learning Log, Self Assesment, Peer Assesment.

 

5. Pelaporan Penilaian

  1. Pelaporan penilaian berupa kualifikasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh suatu mata kuliah yang dinyatakan dalam kisaran:
    1. huruf A setara dengan angka 4 (empat) berkategori sangat baik;
    2. huruf B setara dengan angka 3 (tiga) berkategori baik;
    3. huruf C setara dengan angka 2 (dua) berkategori cukup;
    4. huruf D setara dengan angka 1 (satu) berkategori kurang; atau
    5. huruf E setara dengan angka 0 (nol) berkategori sangat kurang.
  2. Perguruan tinggi dapat menggunakan huruf antara dan angka antara untuk nilai pada kisaran 0 (nol) sampai 4 (empat).
  3. Hasil penilaian diumumkan kepada mahasiswa setelah satu tahap pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran.
  4. Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester dinyatakan dengan indeks prestasi semester (IPS).
  5. Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada akhir program studi dinyatakan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK).
  6. Indeks prestasi semester (IPS) sebagaimana dimaksud pada nomer empat dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah sks mata kuliah yang diambil dalam satu semester.
  7. Indeks prestasi kumulatif (IPK) sebagaimana dimaksud pada nomer (5) dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah sks mata kuliah yang diambil yang telah ditempuh.
  8. Mahasiswa berprestasi akademik tinggi sebagaimana dimaksud pada nomer ayat (5) adalah mahasiswa yang mempunyai indeks prestasi semester (IPS) lebih besar dari 3,50 (tiga koma lima nol) dan memenuhi etika akademik.

 

6. Ekuivalensi Nilai dan Bobot Nilai

Indek Prestasi mahasiswa (IP) mahasiswa yang dicapai juga menentukan jumlah SKS yang bias diambil pada semester berikutnya. Kartu Hasil Studi (KHS) dibagikan kepada mahasiswa setiap semester.

NO NILAI BOBOT SIMBOL KETERANGAN
1 0 0,00 E Tidak Lulus
2 50 1,17 D
3 55 1,50 D+
4 60 1,84 C-
5 65 2,17 C Cukup
6 70 2,50 C+
7 75 2,84 B- Baik
8 80 3,17 B
9 85 3,50 B+
10 90 3,84 A- Sangat Baik
11 95 4,00 A Istimewa

 

 7. Kelulusan Mahasiswa

  1. Mahasiswa program Magister dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 2,00 (dua koma nol).
  2. Kelulusan mahasiswa dari program magister dinyatakan dengan predikat memuaskan, sangat memuaskan, atau pujian dengan kriteria:
    1. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 2,76 (dua koma tujuh enam) sampai dengan 3,00 (tiga koma nol);
    2. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,01 (tiga koma nol satu) sampai dengan 3,70 (tiga koma tujuh nol); atau
    3. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih dari 3,71 (tiga koma tujuh satu).